Kamis, 29 Desember 2016

SIAPA BERSYUKUR TAKKAN TERSUNGKUR...!!!

Gambar http://yesmuslim.blogspot.com/
Saba’ adalah sebuah negri yang semula disebut oleh Allah dengan “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur”. Di mana negri yang dipenuhi rasa aman dan makmur sewaktu penduduknya bersyukur. Tidak hanya aman dari gangguan manusia akan tetapi juga aman dari hewan yang berbahaya. Dalam al-Qur’an Allah berfirman dalam surat Saba’ : 15

Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda ( kekuasaan Tuhan ) di tempat kediaman mereka…

Imam as-Syaukani tatkala menafsirkan ayat ini, Beliau menukil dari Abdurahman bin Zaid yang berkata, “Maksud ayat ( tanda ) bagi penduduk Saba’ di tempat tinggal mereka adalah bahwa sesungguhnya mereka tidak mengenal nyamuk, lalat, kutu, kalajengking, ular maupun hewan – hewan yang membahayakan.

 MAKMUR, SELAGI MANUSIA BERSYUKUR

Tentang kemakmuran yang dirasakan penduduk Saba’ , Allah anugerahkan kepada mereka dua kebun yang menghasilkan buah – buahan dengan hasil terbaik. Digambarkan oleh Qatadah rahimahullah sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsier dalam tafsirnya tentang,

Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri” ( QS Saba’ : 15 )
Beliau mengatakan,”Seorang wanita cukup berjalan di bawah pepohonan ( kebun ) sembari meletakkan keranjang buahnya di atas kepalanya, maka buah – buahan akan berguguran dari pohon dan memenuhi keranjang buahnya, tanpa harus memanjat atau memetiknya, saking banyak dan matangnya buah – buahan”.

Apa yang Allah kehendaki dengan semua nikmat itu? Yakni supaya mereka bersyukur. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

“Makanlah olehmu dari rizki yang ( dianugerahkan ) tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepadanya”.( QS Saba’ : 15 ).

Karena dengan bersyukur, maka nikmat akan terikat dan bahkan akan bertambah banyak. Akan tetapi ketika syukur diganti kufur, taat diganti dengan maksiat, maka nikmat akan berubah menjadi niqmat ( bencana ). Dan ini pula terjadi pada pendududk Saba’.

DI DUNIA TAKKAN TERSUNGKUR

Ada ungkapan menarik yang dikatakan seoarang ulama Salaf,
“Nikmat itu, ketika disyukuri akan menyenangkan hati, tapi jika dikufuri akan lari”.

Satu sisi bahwa rasa syukur akan mendatangkan kebahagiaan, karena semakin banyak seseorang mengingat nikmat yang didapat, sebanyak itu pula nikmat yang dirasakan. Hamba yang bersyukur hatinya dominan oleh kebahagiaan. Karena ia mengenali, mengakui dan merasakan tetes nikmat demi nikmat yang Allah curahkan.

Hasan al-Bashri rahimahullah berkata,”Barangsiapa yang tidak melihat nikmat selain pada makanan, minuman dan pakaian, maka sungguh dangkal akalnya dan banyak deritanya”.

Faedah syukur akan lebih besar lagi manfaatnya ketika di akhirat. Ketika seseorang mengucapkan tahmid sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah, maka ucapan ini akan memperberat timbangan di akhirat. Sebagaimana hadist Nabi Sallallahu “Alaihi Wasallam ,

“dan ucapan Alhamdulillah itu memenuhi timbangan”. ( HR Muslim )

Dan di samping memperberat timbangan yang akan menyelamatkan di akhirat, syukur juga menjadi penghalang dari siksa pada hari kiamat, Allah Ta’ala berfirman,

“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui ( an-Nisa’ : 147 )….A/S

Insya Allah bermanfaat


Sumber : ar-risalah

0 comments:

Posting Komentar