Gambar http://yesmuslim.blogspot.com/ |
Saba’
adalah sebuah negri yang semula disebut oleh Allah dengan “baldatun thayyibatun
wa rabbun ghafuur”. Di mana negri yang dipenuhi rasa aman dan makmur sewaktu
penduduknya bersyukur. Tidak hanya aman dari gangguan manusia akan tetapi juga
aman dari hewan yang berbahaya. Dalam al-Qur’an Allah berfirman dalam surat
Saba’ : 15
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (
kekuasaan Tuhan ) di tempat kediaman mereka…”
Imam
as-Syaukani tatkala menafsirkan ayat ini, Beliau menukil dari Abdurahman bin
Zaid yang berkata, “Maksud ayat ( tanda )
bagi penduduk Saba’ di tempat tinggal mereka adalah bahwa sesungguhnya mereka
tidak mengenal nyamuk, lalat, kutu, kalajengking, ular maupun hewan – hewan yang
membahayakan.
MAKMUR,
SELAGI MANUSIA BERSYUKUR
Tentang
kemakmuran yang dirasakan penduduk Saba’ , Allah anugerahkan kepada mereka dua
kebun yang menghasilkan buah – buahan dengan hasil terbaik. Digambarkan oleh
Qatadah rahimahullah sebagaimana
dinukil oleh Ibnu Katsier dalam tafsirnya tentang,
“Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di
sebelah kiri” ( QS Saba’ : 15 )
Beliau
mengatakan,”Seorang wanita cukup berjalan
di bawah pepohonan ( kebun ) sembari meletakkan keranjang buahnya di atas
kepalanya, maka buah – buahan akan berguguran dari pohon dan memenuhi keranjang
buahnya, tanpa harus memanjat atau memetiknya, saking banyak dan matangnya buah
– buahan”.
Apa
yang Allah kehendaki dengan semua nikmat itu? Yakni supaya mereka bersyukur. Sebagaimana
firman Allah Ta’ala,
“Makanlah
olehmu dari rizki yang ( dianugerahkan ) tuhanmu dan bersyukurlah kamu
kepadanya”.( QS Saba’ : 15 ).
Karena
dengan bersyukur, maka nikmat akan terikat dan bahkan akan bertambah banyak. Akan
tetapi ketika syukur diganti kufur, taat diganti dengan maksiat, maka nikmat
akan berubah menjadi niqmat ( bencana ). Dan ini pula terjadi pada pendududk
Saba’.
DI DUNIA TAKKAN TERSUNGKUR
Ada
ungkapan menarik yang dikatakan seoarang ulama Salaf,
“Nikmat itu, ketika disyukuri akan
menyenangkan hati, tapi jika dikufuri akan lari”.
Satu
sisi bahwa rasa syukur akan mendatangkan kebahagiaan, karena semakin banyak
seseorang mengingat nikmat yang didapat, sebanyak itu pula nikmat yang
dirasakan. Hamba yang bersyukur hatinya dominan oleh kebahagiaan. Karena ia
mengenali, mengakui dan merasakan tetes nikmat demi nikmat yang Allah curahkan.
Hasan
al-Bashri rahimahullah berkata,”Barangsiapa
yang tidak melihat nikmat selain pada makanan, minuman dan pakaian, maka
sungguh dangkal akalnya dan banyak deritanya”.
Faedah
syukur akan lebih besar lagi manfaatnya ketika di akhirat. Ketika seseorang
mengucapkan tahmid sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah, maka ucapan ini
akan memperberat timbangan di akhirat. Sebagaimana hadist Nabi Sallallahu “Alaihi
Wasallam ,
“dan
ucapan Alhamdulillah itu memenuhi timbangan”. ( HR Muslim )
Dan
di samping memperberat timbangan yang akan menyelamatkan di akhirat, syukur
juga menjadi penghalang dari siksa pada hari kiamat, Allah Ta’ala berfirman,
“Mengapa
Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri
lagi Maha Mengetahui ( an-Nisa’ : 147 )….A/S
Insya
Allah bermanfaat
Sumber
: ar-risalah
0 comments:
Posting Komentar