Kamis, 15 Oktober 2020

Sering Dimasak Aisyah dan Disukai Rasulullah SAW, Apa Itu Tsarid?


GAYA hidup sehat meliputi pola makan, dan kebiasaan yang sehat seperti olahraga. Kini, hal itu gencar dikampanyekan.


Sesungguhnya gaya hidup sehat telah dipraktikan Rasulullah SAW 1.500 tahun silam. Tak heran, Rasulullah SAW diketahui memiliki fisik yang bugar.


Dalam riwayat diketahui, Beliau SAW mengkonsumsi makanan yang sehat. Lantas, apa saja makanan sehat yang digemari Rasulullah ini?

Rasulullah menyukai Tsarid. Apa itu?

Dalam riwayat disebutkan bahwa Aisyah, isti Rasulullah SAW, berkata, “Jika kamu memasak sayur, perbanyaklah di dalamnya labu air, karena labu air dapat menguatkan hati orang yang susah.”

Menurut Dr Zaidul Akbar, itulah yang tsarid. Tsarid persisi seperti yang digambarkan Aisyah itu merupakan campuran roti gandum dan sayuran dengan kuah daging di atasnya.


Rasulullah menyukai Tsarid. Beliau SAW menyukai labu air, dan Beliau SAW berkata bahwa labu air itu adalah pohon saudaranya, yakni Nabi Yunus.


Dirangkum dari berbagai sumber, tsarid adalah makanan yang terbuat dari roti yang diremukkan, kemudian dibasahi/dicampur dengan kuah daging.


Lafaz “tsarid” berasal dari kata “tsaroda” yang bermakna “meremukkan”.

Tsarid sendiri merupakan makanan yang paling istimewa bagi orang Arab, karena komposisi utamanya terdiri dari roti dan daging. Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah mengatakan, roti adalah makanan pokok terbaik, sementara daging adalah lauk terbaik. Jika dua jenis makanan ini bertemu, maka tidak ada makanan lain yang bisa menandinginya.


Hasyim, kakek buyut Nabi Muhammad SAW adalah Arab Quraisy, yang dikenal pertama kali membuat tsarid untuk orang-orang Makkah. Kala itu mereka kelaparan di masa paceklik. Hal ini sebagaimana pernah disinggung dalam catatan yang berjudul “I’tifad, Tradisi “Harakiri” Arab Jahiliyyah.”

Catata itu juga mengungkap peristiwa di mana Rasulullah SAW dilayani budaknya, dengan disajikan makanan berupa tsarid yang mengandung labu yang diletakkan di sebuah piring besar (qosh’ah).

Termasuk juga, peristiwa kala Aisyah menjamu kerabatnya yang berta’ziyah. Di ceritakan dalam riwayat itu, Aisyah menjamu dengan membuatkan tsarid, yang dituangi semacam kuah berwarna putih yang dibuat dari tepung yang kadang dicampuri susu dan madu. Kuah putih semacam ini dinamakan “talbinah” (التلبينة). [CP][islampos.com]

 

0 comments:

Posting Komentar